Baru-baru ini, viral pemberitaan remaja berusia 13 tahun bertingkah layaknya ODGJ setelah HP dan sepeda miliknya dijual oleh sang ibu. Usut punya usut, ternyata HP dan sepeda tersebut didapatkan setelah si anak menabung selama berbulan-bulan. Jadi, ketika HP dan sepeda tersebut dijual, anak tersebut mengalami kekecewaan berat hingga berkembang menjadi depresi. Mirisnya lagi, ternyata gejala depresi pada remaja ini sudah berlangsung selama 1 tahun dan si ibu tidak mencari bantuan karena ketidakpahamannya.
Harus diakui, masih banyak orangtua yang mengabaikan kesehatan mental anak. Asal anak tampak sehat secara fisik, berprestasi secara akademik, dan tidak membuat onar, orangtua merasa anaknya baik-baik saja. Padahal, memperhatikan kesehatan mental anak adalah salah satu tugas utama orangtua. Termasuk mengenali gejala depresi pada remaja dan segera membawanya berobat jika mendapati gejala depresi.
Baca juga: Pengaruh Medsos untuk Remaja: Positif atau Negatif?