Hamil Anggur: Gejala, Penyebab, dan Cara Menanganinya

Sabtu, 13 April 2024 05:15 WIB

Hamil Anggur: Gejala, Penyebab, dan Cara Menanganinya
Amanda Sagarmatha

Amanda Sagarmatha

Bagikan :

Hamil anggur atau kehamilan mola merupakan komplikasi kehamilan yang sebenarnya jarang terjadi. Hamil anggur adalah terjadinya pertumbuhan sel di dalam rahim yang tidak biasa, yang disebut trofoblas. Sel-sel ini seharusnya tumbuh menjadi organ yang memberi makan janin yang sedang tumbuh, yaitu plasenta.

Ada 2 jenis hamil anggur, yaitu hamil anggur lengkap dan hamil anggur parsial atau sebagian. Pada kehamilan anggur lengkap, jaringan plasenta membengkak dan tampak membentuk kista berisi cairan, tetapi tidak ada janin di dalamnya.

Pada hamil anggur parsial, sebagian plasenta memiliki jaringan teratur dan sebagian lagi tidak teratur. Kemungkinan terdapat janin, tetapi janin tersebut tidak dapat bertahan hidup. Janin biasanya mengalami keguguran pada awal kehamilan. Hamil anggur dapat menimbulkan komplikasi serius, termasuk kanker langka, sehingga hamil anggur memerlukan penanganan sedini mungkin.


Gejala Hamil Anggur

Pada awalnya, hamil anggur mungkin tampak seperti kehamilan pada umumnya. Ketika Mums melakukan tes kehamilan, biasanya hasilnya positif. Namun, gejala yang menyertai kehamilan anggur ini tidak biasa. Sebagian besar hamil anggur menimbulkan gejala, meliputi:

  • Perdarahan berwarna cokelat tua hingga merah cerah dari vagina selama 3 bulan pertama kehamilan.

  • Mual dan muntah yang parah.

  • Terkadang keluar gumpalan kista yang mirip buang anggur dari vagina.

  • Rasa tertekan atau nyeri panggul.

Wanita yang mengalami hamil anggur umumnya akan langsung terdeteksi di awal kehamilan saat cek ke dokter. Jadi, jika ibu hamil langsung periksa ke dokter saat menduga dirinya hamil, maka kehamilan anggur akan ditemukan pada trimester pertama. 

Namun, sebagian wanita yang mengalami hamil anggur mungkin tidak menganggap gejala yang menyertai kehamilannya adalah suatu hal yang tidak normal dan baru cek ke dokter setelah gejalanya menjadi berat. Gejala hamil anggur di tahap lanjut adalah:

  • Rahim tumbuh dengan cepat dan menjadi terlalu besar di awal kehamilan.

  • Preeklamsia, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan disertai adanya protein dalam urine sebelum usia kehamilan 20 minggu.

  • Kista ovarium.

  • Tiroid yang terlalu aktif, juga dikenal sebagai hipertiroidisme.


Penyebab Hamil Anggur

Penyebab hamil anggur adalah terjadi pembuahan sel telur yang tidak lazim. Sel manusia biasanya memiliki 23 pasang kromosom. Dalam pembuahan normal, 1 kromosom dalam setiap pasangan berasal dari ayah dan dari ibu.


Pada kasus hamil anggur lengkap, 1 atau 2 sperma membuahi 1 sel telur. Kromosom dari sel telur ibu kemudian hilang atau tidak berfungsi. Kromosom ayah disalin dan tidak ada satu pun dari ibu.


Pada hamil anggur parsial atau tidak lengkap, kromosom ibu ada, tetapi ayah menyediakan 2 set kromosom. Embrio kemudian memiliki 69 kromosom, bukan 46. Hal ini paling sering terjadi ketika 2 sperma membuahi sel telur, sehingga menghasilkan salinan tambahan gen ayah.

Siapa yang Berisiko Mengalami Hamil Anggur?

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hamil anggur antara lain:

  1. Pernah mengalami hamil anggur sebelumnya

Jika Mums pernah mengalami 1 kali hamil anggur, kemungkinan besar Mums akan mengalami hamil anggur lagi. Rata-rata, hamil anggur berulang terjadi pada 1 dari setiap 100 orang.

  1. Usia ibu

Hamil anggur lebih mungkin terjadi pada wanita yang berusia lebih dari 40 tahun atau lebih muda dari usia 15 tahun saat hamil.

Cara Mengatasi Hamil Anggur

Pasien yang dicurigai hamil anggur dari hasil pemeriksaan USG akan direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut meliputi penghitungan darah lengkap, pengukuran kreatinin dan elektrolit, tes fungsi hati, ginjal, dan tiroid, serta pengukuran awal beta-hCG kuantitatif. 

Jika terbukti memang hamil anggur, dokter akan menyarankan untuk melakukan kuretase isap, untuk membuang jaringan hamil anggur dari rahim. Ini adalah tindakan yang terbaik jika pasien masih muda dan masih berencana hamil lagi. Dokter juga dapat melakukan histerektomi rahim total atau pengangkatan rahim jika pasien tidak menginginkan anak lagi. Histerektomi disarankan untuk pasien berusia lebih dari 40 tahun, yang memiliki risiko mengalami hamil anggur berulang. 

Setelah dilakukan kuret atau histerektomi, pasien akan dipantau dan dianjurkan kontrol secara berkala untuk menghindari kemungkinan sel yang tidak normal tumbuh kembali atau metastasis (menyebar ke jaringan sekitar), dan mencegah neoplasia trofoblas gestasional persisten (GTN).

Setelah hamil anggur dihilangkan, bisa jadi masih ada jaringan tersisa dan terus tumbuh. Ini disebut GTN. GTN lebih sering terjadi pada hamil anggur lengkap dibandingkan pada hamil anggur parsial.

Salah satu tanda GTN yang persisten adalah tingginya kadar human chorionic gonadotropin (HCG) atau hormon kehamilan meskipun hamil anggur sudah diangkat. Pada beberapa kasus, sel penyebab hamil anggur masuk jauh ke dalam lapisan tengah dinding rahim. Hal ini menyebabkan perdarahan dari vagina.

GTN yang persisten biasanya diobati dengan kemoterapi. Kemungkinan pengobatan lain adalah pengangkatan rahim bagi yang sebelumnya hanya menjalani kuret saja.

Meskipun jarang terjadi, ada pula hamil anggur yang kemudian berkembang menjadi kanker, yang dikenal sebagai koriokarsinoma, yang dapat berkembang dan menyebar ke organ lain. Koriokarsinoma biasanya berhasil diobati dengan kemoterapi. 


Pencegahan Hamil Anggur

Jika Mums pernah mengalami hamil anggur, bicarakan dengan dokter sebelum mencoba hamil lagi. Mums mungkin perlu menunggu 6 bulan hingga 1 tahun. Risiko mengalami hamil anggur lagi memang rendah tetapi akan lebih tinggi risikonya jika Mums pernah mengalami hamil anggur sebelumnya.

Selama menunggu, Mums harus rajin dan rutin cek ke dokter untuk melakukan pemeriksaan. Ketika akhirnya Mums hamil lagi, maka lakukan USG secara berkala untuk memastikan tidak terjadi lagi hamil anggur. Waspada dengan gejala hamil anggur yang sudah dijelaskan di atas. (Ella/AS)


Referensi

Mayo Clinic: Molar Pregnancy

NCBI: Management of Molar Pregnancy