Isu dan persoalan stunting atau tengkes masih menjadi tantangan bagi negara kita. Dalam beberapa tahun terakhir, melalui berbagai program penanganan stunting dari pemerintah, sudah terlihat tren positif. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022. Meskipun bisa diturunkan, namun nampaknya masih sulit mencapai target 14% di tahun 2024 yang tinggal menghitung bulan ini.
Tetapi, seperti dijelaskan Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH, dari Pusat Kajian Gizi & Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, negara kita sudah ada di jalur yang tepat dalam memerangi stunting. Hal ini karena pemerintah sudah memasukkan protein hewani sebagai komponen penting nutrisi untuk pencegahan stunting.
“Kita sudah berperang melawan stunting sejak tahun 2012, namun Menteri Kesehatan sendiri baru bicara tentang protein hewani tahun 2022,” jelas Prof. Fika dalam acara kick off dan press conference Apresiasi Karya Jurnalistik Japfa (AKJJ) pada Kamis, 8 Agustus 2024, di Jakarta.
Baca juga: Pentingnya ASI Berkualitas Agar Persoalan Stunting Segera Tuntas
Mengapa Protein Hewani?
Protein